Petani Pamekasan Gelar Tanam Raya Bersama Sebagai Komitmen Melestarikan Tembakau

Petani Pamekasan Gelar Tanam Raya Bersama Sebagai Komitmen Melestarikan Tembakau

Pamekasan, 19 Juni 2022 – Ratuan petani tembakau Pamekasan, Madura bersama Bupati Pamekasan Baddrut Tamam didampingi Ketua DPN Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno, Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, melaksanakan taman raya tembakau secara simbolis di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Sabtu 19 Juni 2022.

Tanam raya tembakau dilakukan sebagai bentuk komitmen petani dalam melestarikan tembakau khususnya di daerah Pamekasan. Turut hadir dalam kegiatan tanam raya tembakau Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKPP) Pamekasan Ajib Abdullah, Dosen Ekonomi Pertanian Universitas UPN Vateran Surabaya, Zainal Abidin.

Selain melaksanakan tanam raya tembakau, ratusan petani berserta bupati juga menandatangani petisi Together We Grow : Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau.

Baca Juga : https://amti.id/potensi-ekonomi-pemanfaatan-tembakau-mulai-dari-daun-hingga-limbah/

Ketua DPN APTI Soeseno , menandatangani petisi sebagai komitmen memperjuangkan tembakau Indonesia

Petisi ini sebagai komitmen bersama memperjuangkan tembakau bukan hanya sebagai sumber pemberdayaan ekonomi, namun juga budaya dan warisan yang telah mendarah daging. Menanam tembakau bagi para petani sama dengan menanam harapan. Apalagi mengingat beberapa bulan terakhir, petani dihantui oleh cuaca yang tidak bersahabat, membuat mereka kesulitan menanam tembakau. Alhasil, tanam raya tembakau di sebagian besar daerah nusantara, yang biasanya dapat dilakukan di bulan April-Mei, mundur hingga akhir Juni.

“Melalui acara dan pertemuan ini, mari kita kuatkan komitmen dan kolaborasi memajukan tembakau. Kita bersyukur masih tetap bisa melaksanakan gelar tanam, semoga diberikan rezeki berlimpah bagi para petani tembakau,”ujar Baddrut Tamam.

Pemkab Pamekasan, sebut Baddrut, berkomitmen untuk membantu mensejahterakan petani tembakau sebagai bagian dari prioritas pembangunan perekonomian desa. Diakuinya, perlu cara yang konkret untuk memenuhi komitmen tersebut.

“Kami bantu fasilitasi pelatihan melinting bagi para pekerja tembakau, kami bantu peralatannya, kami berikan akses penyertaan modal dengan bunga rendah, kami sediakan marketnya lewat keberadaan warung mitra rakyat. Ayo kita bergandengan tangan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah agar kita makmur bersama-sama demi kualitas hidup yang semakin lebih baik,”tegas Baddrut Tamam.

Ketua Umum AMTI, Budidoyo memberikan plakat kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam

Ia menambahkan. Pemkab Pamekasan kini tengah menyusu grand design kawasan industri hasil tembakau (KIHT). Baddrut Tamam  menyebutkan bahwa KIHT adalah bukti nyata komitmen pemerintah menyiapkan fasilitas bagi ekosistem pertembakauan sehingga terwujud kerja sama lintas elemen, instansi dan organisasi.

“Maka jangan kita saling curiga, bersama-sama kita berjuang. Kita wujudkan kerjasama tripartit : petani, pemerintah dan pabrikan. Kita pastikan manajemen produksi dan harga dapat berjalan baik. Semua sesuai porsi dan tanggungjawab,” ujarnya.

Di sisi lain, saat ini, harapan menanam petani tembakau tidak hanya terhalang guyuran hujan yang menyebabkan kematian tanaman tembakau. Namun, kondisi saat ini, tanaman tembakau diterjang berbagai isu negatif. Mulai dari isu kesehatan hingga pencemaran lingkungan. Belum lagi ratusan regulasi nasional maupun regional yang berdampak pada petani tembakau di sisi hulu ekosistem pertembakauan.

Baca Juga : https://amti.id/kebangkitan-ekosistem-pertembakauan-butuh-perlindungan-dan-kepastian-hukum/

“Kita para petani harus bersatu menyelamatkan tembakau. Tembakau telah memberikan kontribusi dan sumbangsih yang cukup besar bagi penerimaan negara. Termasuk penyerapan tenaga kerja. Ada 2.5 juta petani tembakau, 1.5 juta petani cengkeh, dan sekitar 2 juta tenaga kerja manufaktur hingga industri kreatif yang diserap oleh ekosistem pertembakauan. Mari kita berjuang agar tembakau nusantara tetap lestari. Kita serukan bahwa petani tembakau di kabupaten ini tetap eksis. Madura sebagai jantung pertembakauan nasional, masih hidup, masih semangat menanam,” Soeseno, Ketua APTI menjelaskan.

Tembakau, adalah kultur, budaya yang telah diteruskan turun-temurun di Madura. Sehingga menanam tembakau bagi masyarakat Madura adalah bagaimana budaya itu hidup dan berkembang. “Dengan segala regulasi yang belum berimbang dan menekan, kita tunjukkan bahwa kita masih tetap semangat menanam,. Hidup petani tembakau,”tegas Soeseno.

Sementara itu, Samukrah, Ketua Asosiasi Petani Indonesia (APTI) Pamekasan, dalam laporannya menuturkan meski cuaca kurang bersahabat namun beberapa petani ada yang menanam hingga tiga kali, karena tanaman pertama dan kedua mati akibat hujan. “Mereka yang masih tetap menanam hingga tiga kali, karena petani optimistis hujan berhenti pada akhir Juni dan pada Juli cuaca cerah dan semoga tidak ada hujan,” ujar Samukrah.

Pamekasan sebagai sentra produksi tembakau Jawa Timur (menyumbang kontribusi 60 persen) yang juga mendukung ketersediaan tembakau nasional, tahun ini, diperkirakan lahan yang sudah ditanami seluas 1.400 hektare. “Sampai hari ini, tembakau sudah menjadi bagian erat dari keseharian masyarakat Pamekasan. Mari kita lestarikan!,” tegas Samukrah. (*)

Add a Comment

Your email address will not be published.