Budidoyo: Ini Namanya Pergerakan Mengenang Ketum AMTI dalam Memperjuangkan Ekosistem Pertembakauan Tetap Lestari
BERJUANG itu harus sekuat tenaga. Jangan pernah setengah-tengah. Bantu siapa pun yang bisa kamu bantu. Jangan pamrih. Nukilan pesan ini yang selalu secara langsung dan tidak langsung disampaikan oleh almarhum Pak Budidoyo, Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) dalam setiap kesempatan. Baginya, tidak ada kata takut atau mundur ketika harus memperjuangkan kebenaran sesuatu. Termasuk memperjuangkan keberlangsungan ekosistem pertembakauan dari hulu hingga hilir. Tidak ada tawar-menawar ketika itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Tidak mengingkari nurani adalah kunci bagi pria yang akrab disapa Doyo ini.
Lahir di salah satu sentra tembakau, Temanggung, Jawa Tengah, Budidoyo pernah menjabat sebagai Kepala Desa Mangunsari, Ngadirejo, Temanggung. Semasa bertugas, ketegasan dan kesederhanaannya, membuat warganya nyaman, leluasa dan senang hati ketika bertemu dengannya. Semua permasalahan warga Mangunsari, sekecil apapun bahkan hingga menyangkut nyawa, mereka memilih bercerita dan meminta pertolongannya. Tak pernah ia mengeluh. Waktu, tenaga, hati dan pikirannya dicurahkannya penuh untuk masyarakat sekitar.”Jadi kepala desa itu sebenarnya sama dengan tempat sampah. Semua masalah dibuang ke kita, kita sebagai abdi ya harus memberikan solusi dari permasalah – permasalahan warga,”kenang Budidoyo.
Ketum AMTI Budidoyo saat mengikuti sarasehan petani tembakau di Temanggung
Prinsip kepemimpinan yang tegas, sederhana dan ngemong ini selalu dipraktikkan pria kelahiran 5 Maret 1961 ini. Maka, ketika ia memimpin sebuah aliansi, Budidoyo bisa merangkul siapapun, dari lintas organisasi, lintas elemen, lintas lembaga. Sosoknya yang luwes, mau mendengar, dan tidak neko-neko, membuat siapapun yang bertemu dengannya, langsung mudah merasa akrab. Tua maupun muda tak merasa berjarak ketika berbincang dengannya. Pengetahuannya akan sejarah negeri yang cukup luas, peta perpolitikan hingga permasalahan pertembakauan, membuat waktu ngobrol dengannya terasa seru.
Baca Juga: https://amti.id/tembakau-dan-kesadaran-sejak-kecil/
Sebagai mentor, pria yang juga dikenal sebagai aktivis ini juga tidak pelit ilmu. Lebih senang membawa anak didiknya untuk terjun ke lapangan. Ia memilih menjadi mentor yang mempersilakan juniornya untuk melihat dan mendengar langsung apa yang terjadi di sekeliling untuk merasakan ambience perjuangan. Pria berzodiak Pisces ini selalu melindungi anggota dalam tim-nya. Ia akan menjadi sosok terdepan, memastikan seluruh anggotanya tetap bisa berjalan dalam derap langkah semangat yang seirama, tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Pemimpin Tegas
Bagi mereka yang pertama kali bertemu dengan pribadinya, penampilan ayah satu anak ini, bisa jadi terkesan mengintimidasi. Fisiknya yang tinggi, kulit cokelat gelap, dan suaranya yang berat, tak jarang membuat orang cenderung lebih dulu menilainya sebagai individu yang kejam, antagonis. Padahal, Budidoyo adalah kebalikannya. Perawakannya menunjukkannya sebagai sosok yang tegas tapi lembut. Straight to the point namun di sisi lain sangat menghormati lawan bicaranya.
Dalam ranah ekosistem pertembakauan, ketika berbicara dalam forum, ia cenderung tak basa-basi. Apalagi ketika membahas mengenai keberlangsungan masa depan petani tembakau dan cengkih. Sebagai elemen hulu yang suara perjuangannya jarang mendapat tempat, Budidoyo sekuat tenaga memberi ruang bagi para petani. Budidoyo sangat memahami lika-liku permasalahan petani tembakau dan cengkih. Dalam setiap langkah konsolidasi, advokasi hingga sosialisasi, dengan lantang ia membeberkan segala fakta tentang kesulitan yang dialami oleh seluruh elemen ekosistem pertembakauan.
Di tengah sederet permasalahan yang sedang dihadapi seluruh elemen ekosistem pertembakauan, mulai dari gempuran regulasi yang eksesif, situasi pasca pandemi, hingga situasi ekonomi yang tak pasti, Budidoyo berpulang pada 28 Maret 2023. Perjuangan kami yang belum selesai, Pak. Tapi, kami akan berjuang sekuat tenaga, seperti pesanmu terdahulu.
Selamat jalan Budidoyo. Terima kasih atas warna-warnimu dalam memperjuangkan hajat hidup jutaan orang di ekosistem pertembakauan. (*)